Metode Penerjemahan

Newmark (1981 dalam Nababan, 2008:30-45) berpendapat bahwa terdapat 10 jenis metode penerjemahan, diantaranya:

  1. Penerjemahan kata demi kata (word-for-word translation) adalah suatu jenis penerjemahan yang ada pada dasarnya masih sangat terikat pada tataran kata. Penerjemahan ini dapat diterapkan kalau BSu dan BSa  mempunyai struktur yang sama.
  2. Penerjemahan bebas (free translation) sering tidak terikat pada pencarian padanan kata atau kalimat, tetapi pencarian padanan itu cenderung terjadi pada tataran paragraf atau wacana.
  3. Penerjemahan harfiah (literal translation) mula-mula melakukan terjemahan kata demi kata, kemudian menyesuaikan susunan kata dalam kalimat sasaran. (p.32)
  4. Penerjemahan dinamik/ penerjemahan wajar; pesan diungkapkan secara lazim ke dalam BSa , sesuatu yang berbau asing yang ada kaitannya dengan konteks dan budaya dihindari
  5. Penerjemahan pragmatik (pragmatic translation) mengacu pada pengalihan amanat dengan mementingkan ketepatan penyampaian informasi dalam BSa sesuai informasi yang terdapat dalam BSu . Penerjemahan kurang memperhatikan bentuk bahasa, hanya fokus pada pengalihan informasi selengkap mungkin bila mungkin menambah informasi juga
  6. Penerjemahan estetik puitik; penerjemah tidak hanya memusatkan perhatiannya pada masalah penyampaian informasi, tetapi juga pada masalah kesan, emosi, dan perasaan dengan mempertimbangkan keindahan BSa.
  7. Penerjemahan etnografik; seorang penerjemah berusaha menjelaskan konteks budaya BSu dalam BSa.
  8. Penerjemahan linguistik adalah penerjemahan yang hanya berisi informasi linguistik yang implisit dalam BSu yang dijadikan eksplisit dan yang dalam perubahan bentuk dipergunakan transformasi balik dan analisis komponen makna. Transformasi balik dan analisis komponen makna perlu dilakukan. Analisis sintaktikal dan kontekstual dilakukan untuk mengatasi ketaksaan.
  9. Penerjemahan komunikatif; fungsi terjemahan sebagai alat komunikasi. Penerjemahan komunikatif menekankan pada pengalihan pesan, efek yang ditimbulkan oleh terjemahan pada pembaca atau pendengar, keefektifan terjemahan, dan bahasa terjemahan yang mempunyai bentuk, makna dan fungsi.
  10. Penerjemahan semantik fokus pada pencarian padanan pada tataran kata dengan tetap terikat pada budaya BSu. Penerjemahan tipe ini berusaha mengalihkan makna kontekstual BSu yang sedekat mungkin dengan struktur sintaksis dan semantik BSa.

Dari kesepuluh metode ini, metode yang paling bagus adalah metode penerjemahan semantik komunikatif.

Reference:

Nababan. 2008. Teori Menerjemah Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Istilah dalam Penerjemahan

Terdapat dua cara mengalihkan pesan dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa) yaitu tulis dan lisan

Penerjemahan merupakan proses pengalihan pesan dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa) secara tulis. Terdapat beberapa istilah, diantaranya:

  • Penerjemah mengacu pada orang yang mengalihkan pesan dari BSu ke BSa secara tulis
  • Penerjemahan mengacu pada proses pengalihan pesan
  • Terjemahan mengacu pada produk/hasil penerjemahan

Pengalihbahasaan merupakan proses pengalihan pesan dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa) secara lisan. Terdapat beberapa istilah, diantaranya:

  • Alih bahasawan merujuk pada orang yang mengalihkan pesan dari BSu ke BSa secara lisan. Alih bahasawan umumnya dikenal dengan interpreter
  • Pengalihbahasaan merujuk pada proses pengalihan pesan
  • Alih bahasaan merujuk pada produk/hasil pengalihbahasaan

Reference:

Nababan. 2008. Teori Menerjemah Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar